Popularitasnya tiga tahun terakhir berimbas pada seringnya Atiqah menjadi langganan nominasi Piala Citra di Festival Film Indonesia. Produktivitasnya di dunia akting menanjak. Dalam setahun, dua atau tiga film dengan banderol Atiqah dilepas di jaringan bioskop.
Rekam jejak seproduktif ini, tentu membuat pundi-pundi pendapatan menggembung. Sebagian uang telah diinvestasikan untuk membeli tanah di kawasan elite di Jakarta Selatan. Dengan kata lain, Atiqah disebut aktris layar lebar dengan pendapatan tertinggi tahun ini. Ia tengah bersaing ketat dengan Maudy Ayunda yang juga produktif. Sepanjang tahun ini misalnya, Maudy mencetak box office lewat Perahu Kertas dan drama menyentuh Malaikat Tanpa Sayap.
“Coba tanyakan kepada produser saya, berapa beliau memberi saya gaji. Hahaha. Saya enggak tahu berapa nilai kontrak aktris termahal sebelum saya. Setahu saya dulu ada Acha dan Nirina sekitar tahun 2006. Saya tidak mungkin membuka harga di hadapan media,†Atiqah enggan berkomentar. Ia tidak menampik, ia dan Maudy sedang produktif. Tahun depan saja, Atiqah sudah siap mengedarkan dua film (Orenji dan Java Heat-red).
Jika berkaca kepada pengalaman Acha Septriasa yang pernah mencetak rekor aktris layar lebar termahal dengan honor seperempat miliar hingga 280 juta rupiah, Atiqah menegaskan “gajinya†belum sefan tastis itu.
“Tanggapan saya, senang jika banyak produser memercayakan film mereka kepada saya. Dulu orang dibayar mahal bisa jadi karena pada tahun itu untuk mendapat penonton 500 ribu cukup mudah. Ingat, dulu film dengan penonton 600 ribu saja enggak masuk daftar box office atau film laris tahun ini. Sekarang untuk mendapat 250 ribu penonton saja susahnya minta ampun,†ucapnya diplomatis.
Menurunnya jumlah penonton bisa jadi membuat posisi tawar aktor dan aktris layar lebar kita mengalami koreksi.
sumber
0 Comments With Blogger
