Istiqamah adalah menetapi jalan agama Allah. Menurut sebagian ulama, istiqamah selalu melaksanakan
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, menetapi keimanan dan keyakinan terhadap ajaran dan
nilai-nilai Islam.
Aplikasi istiqamah dalam kehidupan dengan ca ra melaksanakan semua kewajiban Islam secara rutin
dengan ikhlas, seperti shalat, puasa, zakat serta menjauhi larangan-larangan Allah secara total.
Adapun Perincian Pengertian Istiqamah Adalah Sebagai berikut :
Istiqamah
Setiap muslim yang telah berikrar bahwa Allah Rabbnya, Islam agamanya dan Muhammad rasulnya, harus senantiasa memahami arti ikrar ini dan mampu merealisasikan nilai-nilainya dalam realitas kehidupannya.
PKS Online: Setiap dimensi kehidupannya harus terwarnai dengan nilai-nilai tersebut baik dalam kondisi aman maupun terancam. Namun dalam realitas kehidupan dan fenomena umat, kita menyadari bahwa tidak setiap orang yang memiliki pemahaman yang baik tentang Islam mampu mengimplementasikan dalam seluruh sisi-sisi kehidupannya. Dan orang yang mampu mengimplementasikannya belum tentu bisa bertahan sesuai yang diharapkan Islam, yaitu komitmen dan istiqomah dalam memegang ajarannya dalam sepanjang perjalanan hidupnya.
Maka istiqamah dalam memegang tali Islam merupakan kewajiban asasi dan sebuah keniscayaan bagi hamba-hamba Allah yang menginginkan husnul khatimah dan harapan-harapan surgaNya. Rasulullah saw bersabda:
PKS Online: Setiap dimensi kehidupannya harus terwarnai dengan nilai-nilai tersebut baik dalam kondisi aman maupun terancam. Namun dalam realitas kehidupan dan fenomena umat, kita menyadari bahwa tidak setiap orang yang memiliki pemahaman yang baik tentang Islam mampu mengimplementasikan dalam seluruh sisi-sisi kehidupannya. Dan orang yang mampu mengimplementasikannya belum tentu bisa bertahan sesuai yang diharapkan Islam, yaitu komitmen dan istiqomah dalam memegang ajarannya dalam sepanjang perjalanan hidupnya.
Maka istiqamah dalam memegang tali Islam merupakan kewajiban asasi dan sebuah keniscayaan bagi hamba-hamba Allah yang menginginkan husnul khatimah dan harapan-harapan surgaNya. Rasulullah saw bersabda:
عÙÙÙ' Ø£ÙبÙÙ ÙÙرÙÙÙ'رÙØ©Ù ÙÙاÙÙ ÙÙاÙ٠رÙسÙÙÙ٠اÙÙÙÙ'Ù٠صÙÙÙÙ'٠اÙÙÙÙ'Ù٠عÙÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙسÙÙÙÙ'Ù
Ù ÙÙا رÙبÙÙا ÙÙسÙدÙÙ'دÙÙا ÙÙاعÙ'ÙÙÙ
ÙÙا Ø£ÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙ' ÙÙÙÙ'جÙÙ٠أÙØÙد٠Ù
ÙÙÙ'ÙÙÙ
Ù' بÙعÙÙ
ÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙا ÙÙا رÙسÙÙÙ٠اÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙا Ø£ÙÙÙ'ت٠ÙÙاÙÙ ÙÙÙÙا Ø£ÙÙÙا Ø¥ÙÙÙÙ'ا Ø£ÙÙÙ' ÙÙتÙغÙÙ
ÙÙ'دÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙ'Ù٠بÙرÙØÙ'Ù
ÙØ©Ù Ù
ÙÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙضÙ'Ù٠رÙا٠Ù
سÙÙ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda, âÃâ¬ÃÅ"Berlaku moderatlah dan beristiqamah, ketahuilah sesungguhnya tidak ada seorang pun dari kalian yang selamat dengan amalnya. Mereka bertanya, âÃâ¬ÃÅ"Dan juga kamu Ya âÃâ¬Ã¦ Rasulullah, Beliau bersabda, âÃâ¬ÃÅ"Dan juga aku (tidak se lamat juga) hanya saja Allah swt telah meliputiku dengan rahmat dan anugerah-Nya.âÃâ¬Ã (H.R. Muslim dari Abu Hurairah)
Istiqamah bukan hanya diperintahkan kepada manusia biasa saja, akan tetapi istiqamah ini juga diperintahkan kepada manusia-manusia besar sepanjang sejarah peradaban dunia, yaitu para Nabi dan Rasul. Perhatikan ayat berikut ini;
ÙÙاسÙ'تÙÙÙÙ
Ù' ÙÙÙ
Ùا Ø£ÙÙ
ÙرÙ'ت٠ÙÙÙ
ÙÙÙ' تÙاب٠Ù
ÙعÙÙÙ ÙÙÙا تÙØ·Ù'غÙÙÙ'ا Ø¥ÙÙÙÙ'Ù٠بÙÙ
Ùا تÙعÙ'Ù
ÙÙÙÙÙ٠بÙصÙÙر٠(ÙÙد:112)
âÃâ¬ÃÅ"Maka tetaplah (istiqamahlah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakanâÃâ¬Ã (Q.S. Hud:112).
A. Definisi
Istiqamah adalah anonim dari thughyan (penyimpangan atau melampaui batas). Ia bisa berarti berdiri tegak di suatu tempat tanpa pernah bergeser, karena akar kata istiqamah dari kata âÃâ¬ÃÅ"qaamaâÃâ¬Ã yang berarti berdiri. Maka secara etimologi, istiqamah berarti tegak lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqamah diar tikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen.
Secara terminologi, istiqamah bisa diartikan dengan beberapa pengertian berikut ini; Abu Bakar As-Shiddiq ra ketika ditanya tentang istiqamah ia menjawab bahwa istiqamah adalah kemurnian tauhid (tidak boleh menyekutukan Allah dengan apa dan siapa pun)
Umar bin Khattab ra berkata, âÃâ¬ÃÅ"Istiqamah adalah komitmen terhadap perintah dan larangan dan tidak boleh menipu sebagaimana tipuan musangâÃâ¬Ã Utsman bin Affan ra berkata, âÃâ¬ÃÅ"Istiqamah adalah mengikhlaskan amal kepada Allah TaalaâÃâ¬Ã Ali bin Abu Thalib ra berkata, âÃâ¬ÃÅ"Istiqamah adalah melaksanakan kewajiban-ke wajibanâÃâ¬Ã Al-Hasan berkata, âÃâ¬ÃÅ"Istiqamah adalah melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatanâÃâ¬Ã Mujahid berkata, âÃâ¬ÃÅ"Istiqamah adalah komitmen terhadap syahadat tauhid sampai bertemu dengan Allah TaalaâÃâ¬Ã Ibnu Taimiah berkata, âÃâ¬ÃÅ"Mereka beristiqamah dalam mencintai dan beribadah kepada-Nya tanpa menoleh kiri kananâÃâ¬ÃÂ
Jadi muslim yang beristiqamah adalah muslim yang selalu mempertahankan keimanan dan akidahnya dalam situasi dan kondisi apapun. Ia bak batu karang yang tegar menghadapi gempuran ombak-ombak yang datang silih berganti. Ia tidak mudah loyo atau mengalami futur dan degradasi dalam perjalanan dakwah. Ia senantiasa sabar dalam menghadapi seluruh godaan dalam medan dakwah yang diembannya. Meskipun tahapan dakwah dan tokoh sentralnya mengalami perubahan. Itulah manusia muslim yang sesungguhnya, selalu istiqamah dalam sepanjang jalan dan di seluruh tahapan-tahapan dakwah.
B. Dalil-Dalil Dan Dasar Istiqamah
Dalam Alquran dan Sunnah Rasulullah saw banyak sekali ayat dan hadits yang berkaitan dengan masalah istiqamah di antaranya adalah;
ÙÙاسÙ'تÙÙÙÙ
Ù' ÙÙÙ
Ùا Ø£ÙÙ
ÙرÙ'ت٠ÙÙÙ
ÙÙÙ' تÙاب٠Ù
ÙعÙÙÙ ÙÙÙÙا تÙØ·Ù'غÙÙÙ'ا Ø¥ÙÙÙÙ'Ù٠بÙÙ
Ùا تÙعÙ'Ù
ÙÙÙÙÙ٠بÙصÙÙرÙ
âÃâ¬ÃÅ"Maka tetaplah (istiqamahlah) kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakanâÃâ¬Ã (QS 11:112).
Ayat ini mengisyaratkan kepada kita bahwa Rasulullah dan orang-orang yang bertaubat bersamanya harus beristiqomah sebagaimana yang telah diperintahkan. Istiqomah dalam mabda (dasar atau awal pemberangkatan), minhaj dan hadaf (tujuan) yang digariskan dan tidak boleh menyimpang dari perintah-perintah ilahiah.
âÃâ¬ÃÅ"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, âÃâ¬ÃÅ"Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, âÃâ¬ÃÅ"Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
âÃâ¬ÃÅ"Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha PenyayangâÃâ¬Ã (QS 41: 30-32).
Ø¥ÙÙÙÙ' اÙÙÙ'Ø°ÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙا رÙبÙÙ'Ù٠ا اÙÙÙÙ'ÙÙ Ø«ÙÙ
ÙÙ' اسÙ'تÙÙÙاÙ
ÙÙا ÙÙÙÙا Ø®ÙÙÙ'Ù٠عÙÙÙÙÙ'ÙÙÙ
Ù' ÙÙÙÙا ÙÙÙ
Ù' ÙÙØÙ'زÙÙÙÙÙ٠أÙÙÙÙئÙÙ٠أÙصÙ'ØÙاب٠اÙÙ'جÙÙÙÙ'Ø©Ù Ø®ÙاÙÙدÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙا جÙزÙاء٠بÙÙ
Ùا ÙÙاÙÙÙا ÙÙعÙ'Ù
ÙÙÙÙÙÙ
âÃâ¬ÃÅ"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, âÃâ¬ÃÅ"Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan" (QS 46:13-14).
Empat ayat di atas menggambarkan urgensi istiqamah setelah beriman dan pahala besar yang dijanjikan Allah SWT seperti hilangnya rasa takut, sirnanya kesedihan dan surga bagi hamba-hamba Allah yang senantiasa memperjuangkan nilai-nilai keimanan dalam setiap kondisi atau situasi apapun. Hal ini juga dikuatkan beberapa hadits nabi di bawah ini;
عÙÙÙ' سÙÙÙ'ÙÙاÙ٠بÙ'Ù٠عÙبÙ'د٠اÙÙÙÙ'Ù٠اÙØ«ÙÙ'ÙÙÙÙÙÙÙ' ÙÙاÙÙ ÙÙÙÙ'ت٠ÙÙا رÙسÙÙÙ٠اÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙ' ÙÙÙ ÙÙ٠اÙÙ'Ø¥ÙسÙ'ÙÙاÙ
Ù ÙÙÙÙ'ÙÙا ÙÙا Ø£ÙسÙ'Ø£ÙÙ٠عÙÙÙ'Ù٠أÙØÙدÙا بÙعÙ'دÙÙÙ ÙÙÙÙÙ ØÙدÙÙث٠أÙبÙ٠أÙسÙاÙ
Ùة٠غÙÙÙ'رÙÙÙ ÙÙاÙÙ ÙÙÙÙ' Ø¢Ù
ÙÙÙ'ت٠بÙاÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙاسÙ'تÙÙÙÙ
Ù' رÙا٠Ù
Ø ³ÙÙ
âÃâ¬ÃÅ"Aku berkata, âÃâ¬ÃÅ"Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku satu perkataan dalam Islam yang aku tidak akan bertanya kepada seorang pun selain engkau. Beliau bersabda, âÃâ¬ÃÅ"Katakanlah, âÃâ¬ÃÅ"Aku beriman kepada Allah, kemudian beristiqamahlah (jangan menyimpang).âÃâ¬Ã (HR Muslim dari Sufyan bin Abdullah)
âÃâ¬ÃÅ"Rasulullah saw bersabda, âÃâ¬ÃÅ"Berlaku moderatlah dan beristiqomah, ketahuilah sesungguhnya tidak ada seorangpun dari kalian yang selamat dengan amalnya. Mereka bertanya, âÃâ¬ÃÅ"Dan juga And a Ya âÃâ¬Ã¦ Rasulullah, Beliau bersabda, âÃâ¬ÃÅ"Dan juga aku (tidak selamat juga) hanya saja Allah swt telah meliputiku dengan rahmat dan anugerahNya.âÃâ¬Ã (HR Muslim dari Abu Hurairah)
Selain ayat-ayat dan beberapa hadits di atas, ada beberapa pernyataan ulama tentang urgensi istiqamah sebagaimana berikut;
Sebagian orang-orang arif berkata, âÃâ¬ÃÅ"Jadilah kamu orang yang memiliki istiqomah, tidak menjadi orang yang mencari karomah. Karena sesungguhnya dirimu bergerak untuk mencari karomah sementara Robbmu menuntutmu untuk beristiqomah.âÃâ¬Ã Syekh Al-Islam Ibnu Taimiyah berkata, âÃâ¬ÃÅ"Sebesar-besar karomah adalah meme gang istiqamah.âÃâ¬ÃÂ
C. Faktor-Faktor Yang Melahirkan Istiqamah
Ibnu Qayyim dalam âÃâ¬ÃÅ"Madaarijus SalikiinâÃâ¬Ã menjelaskan bahwa ada enam faktor yang mampu melahirkan istiqomah dalam jiwa seseorang sebagaimana berikut;
1. Beramal dan melakukan optimalisasi
ÙÙجÙاÙÙدÙÙا ÙÙ٠اÙÙÙÙ'ÙÙ ØÙÙÙÙ' جÙÙÙادÙÙÙ ÙÙÙ٠اجÙ'تÙبÙاÙÙÙ
Ù' ÙÙÙ
Ùا جÙعÙÙ٠عÙÙÙÙÙ'ÙÙÙ
Ù' ÙÙ٠اÙدÙÙ'ÙÙÙ Ù
ÙÙÙ' Ø٠رÙج٠Ù
ÙÙÙÙ'ة٠أÙبÙÙÙÙÙ
Ù' Ø¥ÙبÙ'رÙاÙÙÙÙ
Ù ÙÙÙ٠سÙÙ
ÙÙ'اÙÙÙ
٠اÙÙ'Ù
ÙسÙ'ÙÙÙ
ÙÙÙÙ Ù
ÙÙÙ' ÙÙبÙ'ÙÙ ÙÙÙÙÙ ÙÙØ°Ùا ÙÙÙÙÙÙÙÙ٠اÙرÙÙ'سÙÙÙÙ Ø´ÙÙÙÙدÙا عÙÙÙÙÙ'ÙÙÙ
Ù' ÙÙتÙÙÙÙÙÙÙا Ø´ÙÙÙدÙاء٠عÙÙÙ٠اÙÙÙÙ'اس٠ÙÙØ£ÙÙÙÙÙ
ÙÙا اÙصÙÙ'ÙÙاة٠ÙÙØ¡ÙاتÙÙا اÙزÙÙ'ÙÙاة٠ÙÙاعÙ'تÙصÙÙ
ÙÙا بÙاÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙÙÙ Ù
ÙÙÙ'ÙÙاÙÙÙ
Ù' ÙÙÙÙعÙ'Ù
٠اÙÙ'Ù
ÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙÙÙعÙ'Ù
٠اÙÙÙÙ'صÙÙرÙ
âÃâ¬ÃÅ"Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam ag ama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik PenolongâÃâ¬Ã (QS 22:78).
2. Berlaku moderat antara tindakan melampui batas dan menyia-nyiakan
ÙÙاÙÙÙ'Ø°ÙÙÙ٠إÙØ°Ùا Ø£ÙÙÙ'ÙÙÙÙÙا ÙÙÙ
Ù' ÙÙسÙ'رÙÙÙÙا ÙÙÙÙÙ
Ù' ÙÙÙÙ'تÙرÙÙا ÙÙÙÙاÙ٠بÙÙÙ'ÙÙ Ø°ÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙا Ù
Ùا
âÃâ¬ÃÅ"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikianâÃâ¬Ã (QS 25:67).
عÙÙÙ' عÙبÙ'د٠اÙÙÙÙ'Ù٠بÙ'Ù٠عÙÙ
Ù'رÙÙ ÙÙاÙÙ ÙÙاÙ٠رÙسÙÙÙ٠اÙÙÙÙ'Ù٠صÙÙÙÙ'٠اÙÙÙÙ'Ù٠عÙÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙسÙÙÙÙ'Ù
Ù ÙÙÙÙÙÙÙ' عÙÙ
ÙÙÙ Ø´ÙرÙÙ'Ø©Ù ÙÙÙÙÙÙÙÙÙ' Ø´ÙرÙÙ'Ø©Ù ÙÙتÙ'رÙØ©Ù ÙÙÙ
ÙÙÙ' ÙÙاÙÙتÙ' ÙÙتÙ'رÙتÙÙ٠إÙÙÙ٠سÙÙÙÙ'تÙÙ ÙÙÙÙدÙ' Ø£ÙÙÙ'ÙÙØÙ ÙÙÙ
Ù ÙÙ' ÙÙاÙÙتÙ' Ø¥ÙÙÙ٠غÙÙÙ'ر٠ذÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙدÙ' ÙÙÙÙÙÙ
Dari Abdullah bin Amru, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, âÃâ¬ÃÅ"Setiap amal memiliki puncaknya dan setiap puncak pasti mengalami kefuturan (keloyoan). Maka barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) kepada sunnahku, maka ia beruntung dan barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) kepada selain itu, maka berarti ia telah celakaâÃâ¬ÃÂ(HR Imam Ahmad dari sahabat Anshar)
3. Tidak melampui batas yang telah digariskan ilmu pengetahuannya
ÙÙÙÙا تÙÙÙ'ÙÙ Ù
Ùا ÙÙÙÙ'س٠ÙÙÙ٠بÙÙ٠عÙÙÙ'Ù
٠إÙÙÙÙ' اÙسÙÙ'Ù
Ù'ع٠ÙÙاÙÙ'بÙصÙر٠ÙÙاÙÙ'ÙÙؤÙاد٠ÙÙÙÙÙ' Ø£ÙÙÙÙئÙÙÙ ÙÙاÙ٠عÙÙÙ'ÙÙ Ù
ÙسÙ'ئÙÙÙÙا
âÃâ¬ÃÅ"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung jawabanâÃâ¬Ã (QS 17:36).
4. Tidak me nyandarkan pada faktor kontemporal, melainkan bersandar pada sesuatu yang jelas.
5. Ikhlas
ÙÙÙ
Ùا Ø£ÙÙ
ÙرÙÙا Ø¥ÙÙÙÙ'ا ÙÙÙÙعÙ'بÙدÙÙا اÙÙÙÙ'ÙÙ Ù
ÙØ®Ù'ÙÙصÙÙÙÙ ÙÙÙ٠اÙدÙÙ'ÙÙÙ ØÙÙÙÙÙاء٠ÙÙÙÙÙÙÙÙ
ÙÙا اÙصÙÙ'ÙÙاة٠ÙÙÙÙؤÙ'تÙÙا اÙزÙÙ'ÙÙاة٠ÙÙØ°ÙÙÙÙ٠دÙÙÙ٠اÙÙ'ÙÙÙÙÙ'Ù
ÙØ©Ù
âÃâ¬ÃÅ"Padahal mereka tidak disuruh melainkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurusâÃâ¬Ã (QS 98:5).
6. Mengikuti Sunnah
Rasulullah saw bersabda, âÃâ¬ÃÅ"Siapa diantara kalian yang masih hidup sesudahku maka dia pasti akan melihat perbedaan yang keras, maka hendaklah kalian mengikuti sunnahku dan sunnah para Khalifah Rasyidin (yang lurus), gigitlah ia dengan gigi taringmu.âÃâ¬ÃÂ(Abu Daud dari Al-Irbadl bin Sariah)
Imam Sufyan berkata, âÃâ¬ÃÅ"Tidak di terima suatu perkataan kecuali bila ia disertai amal, dan tidaklah lurus perkataan dan amal kecuali dengan niat, dan tidaklah lurus perkataan, amal dan niat kecuali bila sesuai dengan sunnah.âÃâ¬ÃÂ
D. Dampak Positif Dan Buah Istiqomah
Manusia muslim yang beristiqomah dan yang selalu berkomitmen dengan nilai-nilai kebenaran Islam dalam seluruh aspek hidupnya akan merasakan dampaknya yang positif dan buahnya yang lezat sepanjang hidupnya. Adapun dampak dan buah istiqomah sebagai berikut;
1. Keberanian (SyajaâÃâ¬Ãâ¢ah)
Muslim yang selalu istiqomah dalam hidupnya ia akan memiliki keberanian yang luar biasa. Ia tidak akan gentar menghadapi segala rintangan dakwah. Ia tidak akan pernah menjadi seorang pengecut dan pengkhianat dalam hutan belantara perjuangan. Selain itu jugaberbeda dengan orang yang di dalam hatinya ada penyakit nifaq yang senantiasa menimbulkan kegamangan dalam melangkah dan kekuatiran serta ketakutan dalam menghadapi rintangan-rintangan dakwah. Perhatikan firman Allah Taala dalam surat Al-Maidah ayat 52 di bawah ini;
ÙÙتÙرÙ٠اÙÙÙ'Ø°ÙÙÙÙ ÙÙÙ ÙÙÙÙÙبÙÙÙÙ
Ù' Ù
ÙرÙض٠ÙÙسÙارÙعÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ
Ù' ÙÙÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ®Ù'Ø´Ù٠أÙÙÙ' تÙصÙÙبÙÙÙا دÙائÙرÙØ©Ù ÙÙعÙسÙ٠اÙÙÙÙ'Ù٠أÙÙÙ' ÙÙØ£Ù'تÙÙ٠بÙاÙÙ'ÙÙتÙ'Ø٠أÙÙÙ' Ø£ÙÙ
Ù'ر٠Ù
ÙÙÙ' عÙÙÙ'دÙÙÙ ÙÙÙÙصÙ'بÙØÙÙا عÙÙÙÙ Ù
Ùا Ø£ÙسÙرÙÙ'Ùا ÙÙ٠أÙÙÙ'ÙÙسÙÙÙÙ
Ù' ÙÙادÙÙ
ÙÙÙÙ
âÃâ¬ÃÅ"Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata, âÃâ¬ÃÅ"Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.âÃâ¬ÃÂ
Dan kita bisa melihat kembali keberanian para sahabat dan para kader dakwah dalam hal ini;
ع٠أÙس رÙضÙÙ٠اÙÙÙÙ'Ù٠عÙÙÙ'Ù٠أ٠رÙسÙÙ٠اÙÙÙÙ'Ù٠صÙÙÙÙ'٠اÙÙÙÙ'Ù٠عÙÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙسÙÙÙÙ'Ù
أخذ سÙÙا ÙÙÙ
Ø£Øد ÙÙاÙ: Ù
Ù Ùأخذ Ù
ÙÙ ÙØ°Ø§Ø ÙبسطÙا Ø£ÙدÙÙÙ
Ù٠إÙسا٠Ù
ÙÙÙ
ÙÙÙÙ: Ø£Ùا Ø£Ùا. ÙÙاÙ: ÙÙ
Ù Ùأخذ٠بØÙÙØ ÙØ£ØجÙ
اÙÙÙÙ
. ÙÙا٠أب٠دجاÙØ© رÙضÙÙ٠اÙÙÙÙ'Ù٠عÙÙÙ'ÙÙ: Ø£Ùا آخذ٠بØÙÙ. Ùأخذ٠ÙÙÙ٠ب٠ÙاÙ
اÙÙ
شرÙÙÙ. رÙÙÙاÙÙ Ù
ÙسÙ'ÙÙÙ
Ù
Dari Anas r.a. bahwa Rasulullah saw menawarkan pedang kepada para sahabat dalam perang Uhud, Siapa yang berani mengambil pedangku ini? Maka seketika seluruh sahabat mengangkat tangannya untuk menerima tawaran beliau sambil berkata, âÃâ¬ÃÅ"Saya, saya.âÃâ¬Ã Kemudian Rasulullah saw. bertanya lagi, siapa yang akan mengambilnya dengan tanggung jawab? Seketika para sahabat terdiam, dan saat itulah Abu Dujanah berkata, âÃâ¬ÃÅ"Aku yang akan mengambilnya dengan tanggung jawab, kemudian membawa pedang itu dan menebaskan ke kepala orang-orang musyrik.âÃâ¬Ã (HR Muslim)
Pada saat seorang sahabat mendapat jawaban dari Rasulullah saw bahwasanya ia masuk surga kalau mati terbunuh dalam medan pertempuran, maka ia tidak pernah menyia-nyiakan waktunya lagi seraya melempar kurma yang ada di genggamannya kemudian ia meluncur ke medan pertempuran dan akhirnya mendapatkan apa yang diinginkan yaitu, syahadah (mati syahid). (Muttafaqun Alaih)
Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abu Thalib setelah ia menerima bendera Islam dalam peperangan Khaibar sebagai berikut, âÃâ¬ÃÅ"Jalanlah, jangan menoleh sehingga Allah SWT memberikan kemenangan kepada kamu.âÃâ¬Ã Lantas Ali berjalan, kemudian berhenti sejenak dan tidak menoleh seraya bertanya dengan suara yang keras; âÃâ¬ÃÅ"Ya Rasulullah atas dasar apa aku memerangi manusia?âÃâ¬Ã Beliau bersabda, âÃâ¬ÃÅ"Perangi mereka sampai bersaksi bahwasanya tiada Tuhan selain AllahâÃâ¬Ã¦Ã¢Ãâ¬Ã¦Ã¢Ãâ¬Ã (HR Muslim)
Inilah gambaran keberanian para sahabat yang lahir dari keistiqomahannya yang harus diteladani oleh generasi-generasi penerus dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan Islam.
2. IthmiâÃâ¬Ãâ¢nan (ketenangan)
Keimanan seorang muslim yang telah sampai pada tangga kesempurnaan akan melahirkan tsabat dan istiqomah dalam medan perjuangan. Tsabat dan istiqomah sendiri akan melahirkan ketenangan, kedamaian dan kebahagian. Meskipun ia melalui rintangan dakwah yang panjang, melewati jalan terjal perjuangan dan menapak tilas lika-liku belantara hutan perjuangan. Karena ia yakin bahwa inilah jalan yang pernah ditempuh oleh hamba-hamba Allah yang agung yaitu para Nabi, Rasul, generasi terbaik setelahnya dan generasi yang bertekad membawa obor estafet dakwahnya. Perhatikan firman Allah di bawah ini;
ÙÙÙÙØ£ÙÙÙÙ'ÙÙ' Ù
ÙÙÙ' ÙÙبÙÙÙÙ' ÙÙاتÙÙÙ Ù
ÙعÙÙ٠رÙبÙÙ'ÙÙÙ'ÙÙÙ ÙÙØ«ÙÙر٠ÙÙÙ
Ùا ÙÙÙÙÙÙÙا ÙÙÙ
Ùا Ø£ÙصÙابÙÙÙÙ
Ù' ÙÙ٠سÙبÙÙÙ٠اÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙÙ
Ùا ضÙعÙÙÙÙا ÙÙÙ
Ùا اسÙ'تÙÙÙاÙÙÙا ÙÙاÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙØÙبÙÙ' اÙصÙÙ'ابÙرÙÙÙÙ
âÃâ¬ÃÅ"Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejum lah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabarâÃâ¬Ã (QS 3:146).
اÙÙÙ'Ø°ÙÙÙÙ Ø¡ÙاÙ
ÙÙÙÙا ÙÙÙÙÙ
Ù' ÙÙÙÙ'بÙسÙÙا Ø¥ÙÙÙ
ÙاÙÙÙÙÙ
Ù' بÙظÙÙÙ'Ù
٠أÙÙÙÙئÙÙÙ ÙÙÙÙÙ
٠اÙÙ'Ø£ÙÙ
Ù'ÙÙ ÙÙÙÙÙ
Ù' Ù
ÙÙÙ'تÙدÙÙÙÙ
âÃâ¬ÃÅ"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjukâÃâ¬Ã (QS 6:82).
اÙÙÙ'Ø°ÙÙÙÙ Ø¡ÙاÙ
ÙÙÙÙا ÙÙتÙØ·Ù'Ù
ÙئÙÙÙÙ' ÙÙÙÙÙبÙÙÙÙ
Ù' بÙØ°ÙÙÙ'ر٠اÙÙÙÙ'Ù٠أÙÙÙا بÙØ°ÙÙÙ'ر٠اÙÙÙÙ'Ù٠تÙØ·Ù'Ù
ÙئÙÙÙÙ' اÙÙ'ÙÙÙÙÙبÙ
âÃâ¬ÃÅ"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteramâÃâ¬Ã (QS 13:28).
3. TafaâÃâ¬Ãâ¢ul (optimis)
Keistiqamahan yang dimiliki seorang muslim juga melahirkan sikap optimis. Ia jauh dari sikap pesimis dalam menjalani dan mengarungi lautan kehidupan. Ia senantiasa tidak pernah merasa lelah dan gelisah yang akhirnya melahirkan frustasi dalam menjalani kehidupannya. Kefuturan yang mencoba mengusik jiwa, kegalauan yang ingin mencabik jiwa mutmainnahnya dan kegelisahan yang menghantui benaknya akan terobati dengan keyakinannya kepada kehendak dan putusan-putusan ilahiah. Hal ini sebagaimana yang diisyaratkan oleh beberapa ayat di bawah ini;
Ù
Ùا Ø£ÙصÙاب٠Ù
ÙÙÙ' Ù
ÙصÙÙبÙØ©Ù ÙÙ٠اÙÙ'Ø£ÙرÙ'ض٠ÙÙÙا ÙÙ٠أÙÙÙ'ÙÙسÙÙÙÙ
Ù' Ø¥ÙÙÙÙ'ا ÙÙÙ ÙÙتÙاب٠Ù
ÙÙÙ' ÙÙبÙ'Ù٠أÙÙÙ' ÙÙبÙ'رÙØ£ÙÙÙا Ø¥ÙÙÙÙ' Ø°ÙÙÙÙ٠عÙÙÙ٠اÙÙÙÙ'ÙÙ ÙÙسÙÙر٠ÙÙÙÙÙÙ'Ùا تÙØ£Ù'سÙÙÙ'ا عÙÙÙÙ Ù
Ùا ÙÙاتÙÙÙÙ
Ù' ÙÙÙا تÙÙÙ'رÙØÙÙا بÙÙ
Ùا آتÙاÙÙÙ
Ù' ÙÙاÙÙÙÙ'ÙÙ Ùا ÙÙØÙبÙÙ' ÙÙÙÙÙ' Ù
ÙØ®Ù'تÙاÙÙ ÙÙØ®ÙÙرÙ) (اÙØدÙد:22-23)
âÃâ¬ÃÅ"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberika n-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diriâÃâ¬Ã (QS 57:22-23)
ÙÙابÙÙÙÙÙÙ' اذÙ'ÙÙبÙÙا ÙÙتÙØÙسÙÙ'سÙÙا Ù
ÙÙÙ' ÙÙÙسÙÙÙ ÙÙØ£ÙØ®ÙÙÙÙ ÙÙÙا تÙÙÙ'Ø£ÙسÙÙا Ù
ÙÙÙ' رÙÙÙ'Ø٠اÙÙÙÙ'Ù٠إÙÙÙÙ'ÙÙ Ùا ÙÙÙÙ'Ø£Ùس٠Ù
ÙÙÙ' رÙÙÙ'Ø٠اÙÙÙÙ'Ù٠إÙÙÙÙ'ا اÙÙ'ÙÙÙÙ'Ù
٠اÙÙ'ÙÙاÙÙرÙÙÙÙ (ÙÙسÙ:87)
âÃâ¬ÃÅ"Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiad a berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir" (QS 12: 87).
ÙÙاÙÙ ÙÙÙ
ÙÙÙ' ÙÙÙÙ'ÙÙØ·Ù Ù
ÙÙÙ' رÙØÙ'Ù
Ùة٠رÙبÙÙ'Ù٠إÙÙÙÙ'ا اÙضÙÙ'اÙÙÙ'ÙÙÙ (اÙØجر:56)
Ibrahim berkata, âÃâ¬ÃÅ"Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya, kecuali orang-orang yang sesat" (QS 15:56).
Maka dengan tiga buah istiqamah ini, seorang muslim akan selalu mendapatkan kemenangan da n merasakan kebahagiaan, baik yang ada di dunia maupun yang dijanjikan nanti di akherat kelak. Perhatikan ayat di bawah ini;
Ø¥ÙÙÙÙ' اÙÙÙ'Ø°ÙÙÙÙ ÙÙاÙÙÙا رÙبÙÙ'ÙÙا اÙÙÙÙ'ÙÙ Ø«ÙÙ
ÙÙ' اسÙ'تÙÙÙاÙ
ÙÙا تÙتÙÙÙزÙÙ'Ù٠عÙÙÙÙÙ'ÙÙÙ
٠اÙÙ'Ù
ÙÙائÙÙÙة٠أÙÙÙÙ'ا تÙØ®ÙاÙÙÙا ÙÙÙا تÙØÙ'زÙÙÙÙا ÙÙØ£ÙبÙ'Ø´ÙرÙÙا بÙاÙÙ'جÙÙÙÙ'ة٠اÙÙÙ'تÙÙ ÙÙÙÙ'تÙÙ
Ù' تÙÙعÙدÙÙÙÙ ÙÙØÙ'Ù٠أÙÙÙ'ÙÙÙÙاؤÙÙÙÙ
Ù' ÙÙ٠اÙÙ'ØÙÙÙاة٠اÙدÙÙ'ÙÙ'ÙÙا ÙÙÙÙ٠اÙÙ'آخÙرÙØ©Ù ÙÙÙÙÙÙÙ
Ù' ÙÙÙÙÙا Ù
Ùا تÙØ´Ù'تÙÙÙ٠أÙÙÙ'ÙÙسÙÙÙÙ
Ù' ÙÙÙÙÙÙÙ
Ù' ÙÙÙÙÙا Ù
Ùا تÙدÙÙ'عÙÙÙÙ ÙÙزÙÙÙا Ù
ÙÙÙ' غÙÙÙÙر٠رÙØÙÙÙ
Ù (ÙصÙت: 30-32)
âÃâ¬ÃÅ"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, âÃâ¬ÃÅ"Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, âÃâ¬ÃÅ"Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha PenyayangâÃâ¬Ã (QS 41:30-32).
sumber